Minggu, 19 September 2021

Susah Move On, Salahkah?

Susah move on jadi judul utama tulisan blog ku di tanggal 19 September 2021, Minggu.

Setelah sekian lama gak menulis di blog yang sudah jamuran ini, aku pilih susah move on sebagai judul utama.

Memang kenyataan, ya aku memang tipe yang sulit melupakan seseorang apalagi orang itu pernah menjadi bagian dari kisah cinta aku dari masih jaman krucil dulu (hahaha kecil kecil udah pacaran jangan ditiru).

Namanya juga cinta monyet, tapi cinta yang satu ini memang sulit dilupakan, mungkin atau memang dia sudah melupakan aku ya biarlah itu hak dia, aku tak bisa melarang dia untuk tak melupakan aku, kan?

Sering kali, aku merasa kalau aku bodoh? sudah berulang kali berniat untuk melupakan, tapi pada kenyatannya? SUSAH, SULIT.

Sudah mencoba membuka hati, tapi memang salah ku selalu membandingkan orang baru dengan dia.

Itu memang tindakan yang salah tapi, orang bodoh ini tetap keras kepala tetap sulit melupakan.

Air mata pun sudah ratusan bahkan ribuan kali keluar dari mata, karena menahan perasaan ini, aku tak seberani dulu, aku malu menanyakan apakah kau masih menyukai ku?

Pada akhirnya, aku memutuskan untuk tak melupakan tapi berdamai dengan keadaan, 

.


melupakan itu bukan suatu keputusan yang tepat karena semakin melupakan, semakin aku mengingat kamu.

Seperti lagu The Beatles, Let It Go, sekarang memang waktunya untuk melepaskan kamu di dalam hati ini tapi aku tak akan melupakan kenangan kita berdua.

Kebahagian yang dulu pernah kita rajut hingga akhirnya kamu pergi tanpa kata-kata kemudian kembali lagi juga tanpa menjelaskan apapun kenapa kau pergi.

Kau datang dan pergi, mungkin pikirmu perasaan ku bisa kau permainkan, memang aku yang bodoh masih mencintai mu sampai saat ini tapi aku harap kau tidak mempermainkan perasaan orang bodoh ini.

Kau pernah berkata untuk tak usah menunggu mu, menikah lah kalau ada jodoh begitu katamu.

Tak semudah itu, tapi dengan mudahnya kau mengucapkan kata kata itu.

Mungkin inilah pertanda bahwa memang suka mu padaku sudah luntur.

Aku sebenarnya ingin menanyakan, kenapa kau pergi meninggalkan aku? 

Kemudian kau kembali tanpa penjelasan? kemudian pergi lagi? 

Tapi apa daya, keberanian ku tak sampai disitu, dengan keluarnya kata kata kau meminta aku menikah dengan orang lain, aku sudah takut menanyakan banyak hal dengan mu.

Tuhan pun seperti memberi jalan untuk ku, agar aku menjauh dari sisi mu.

Aku memutuskan, aku tak akan membenci mu apalagi melupakan mu tapi untuk berharap kepadamu sudah cukup, aku sudah lelah dengan keadaan ini.

Aku sempat berpikir ada hal baik setelah sekian lama akhirnya kita bertemu, tapi sepertinya itu hanya pikiran ku yang berlebihan.

Untuk terakhir kalinya, terima kasih wahai kamu untuk selama ini. Kisah cinta ini, mengenal mu, adalah anugerah yang tak pernah sekalipun aku sesali. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komennya